Remaja Indonesia saat ini merupakan generasi digital yang lahir ketika teknologi sudah berkembang.

Tak heran jika anak-anak menuntut kebebasan dan kemandirian dalam mengeksplorasi banyak kemungkinan, termasuk di media sosial.

Psikolog klinis anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo pun mengatakan penting bagi orang tua untuk meningkatkan literasi digital guna membantu pengawasan penggunaan media sosial.

Untuk mendapatkan keterbukaan dari anak dalam penggunaan media sosial, hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah melek digital sehingga bisa selalu mendampingi dan mengetahui perkembangan di dunia maya.

“Penting bagi orang tua untuk menghargai otonomi remaja, melakukan diskusi terbuka dengan anak mengenai pengalaman digitalnya, serta meningkatkan literasi digital,” ujar Vera dalam diskusi “#AnakIndonesiaAmanDigital di Jakarta, Selasa, 13 September 2022.

Mengikuti anakSelain itu, orang tua perlu mengubah pemikiran media sosial merupakan sumber energi negatif.

Perlu dipahami media sosial juga bisa menjadi wadah ekspresi untuk menyalurkan bakat.

Vera mengatakan sebisa mungkin orang tua juga mengikuti atau menjadi pengikut idola anaknya.

Hal ini berguna untuk membuka komunikasi sehingga kedepannya anak akan lebih mudah untuk berbagi cerita karena memiliki kesukaan yang sama.

“Karena anak sudah punya dunia sendiri jadi penting orang tua tahu akun apa yang di-follow anak.

Ini gunanya buat obrolan kalau duduk bareng, bisa jadi jembatan untuk mengawasi dan peluang berkomunikasi,” jelas Vera.

Ia mengatakan tujuan utama pengawasan media sosial oleh orang tua adalah agar anak kelak bisa memiliki pengendalian diri dan melakukan pengawasan terhadap diri sendiri.

Dengan begitu, orang tua pun diharapkan dapat perlahan mundur dan mempercayakan penggunaan media sosial pada anak.

“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana orangtua memberikan kepercayaan pada anak dan bagaimana kalau nanti ada pelanggaran,” ujar Vera.